RENUNGAN MALAM HARI
Rabu, 20 Oktober 2021
Bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia. [Efesus 4:15]
Banyak orang Kristen tetap terhambat pertumbuhannya dan kerdil dalam hal-hal rohani, sehingga menunjukkan penampilan yang sama tahun demi tahun. Tidak ada merekahnya perasaan yang lebih lanjut dan sempurna yang terwujud dalam diri mereka. Mereka hadir tetapi tidak "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia." Namun haruskah kita puas menjadi "tangkai," ketika kita mungkin menjadi "bulir," dan akhirnya matang menjadi "butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu?" [Markus 4:28] Haruskah kita puas percaya kepada Kristus, dan mengatakan, "Saya aman," tanpa ingin mengenal lebih dalam melalui pengalaman pribadi kita sendiri akan kepenuhan yang ditemukan dalam Dia? Seharusnya tidak demikian; sebagai para pedagang yang baik di pasar surgawi, kita harus mendambakan untuk diperkaya dalam pengenalan akan Yesus. Tentu baik untuk menjaga kebun-kebun anggur orang lain, tetapi kita tidak boleh mengabaikan pertumbuhan dan pematangan rohani kita sendiri. Mengapa hati kita selalu berada dalam musim dingin? Kita harus memiliki waktu untuk menabur benih kita, itu memang benar, tapi Oh waktu musim semi—ya, musim panas, yang akan menjanjikan panen awal. Jika kita ingin matang dalam kasih karunia, kita harus hidup dekat dengan Yesus—dalam kehadiran-Nya—matang oleh sinar matahari senyum-Nya. Kita harus manis bersekutu dengan-Nya. Kita tidak lagi memandang dari jauh wajah-Nya melainkan mendekat, seperti yang Yohanes lakukan, dan menyandarkan kepala kita di dada-Nya; maka kita akan melihat diri kita semakin maju dalam kekudusan, dalam kasih, dalam iman, dalam pengharapan—ya, dalam setiap karunia yang berharga. Seperti matahari yang terbit lebih dulu di puncak gunung dan melingkupinya dengan terangnya, dan menyajikan salah satu pemandangan yang paling memikat mata seorang pelancong; demikian juga, salah satu pemikiran yang paling menyenangkan di dunia adalah menyimak kilau cahaya Roh di atas kepala orang kudus, yang telah bertumbuh dalam perawakan rohani, seperti Saulus yang bertumbuh lebih dari rekan-rekannya, hingga, seperti puncak pengunungan Alpen yang terbungkus salju, Saulus yang lebih dulu di antara yang terpilih, mencerminkan sinar Matahari Kebenaran, dan mengangkat tinggi kecemerlangan kilau-Nya untuk dilihat semua orang, dan semua orang yang melihatnya memuliakan Bapa yang di sorga.
ππππππ yang pembaca malam ini.
____________________
ππππππ πππ ππππ ππππππππππ ππππ.
Komentar
Posting Komentar